Kamis, 20 September 2012

Perpindahan aliansi

Blog ini tidak digunakan lagi, karena penulis telah berpindah aliansi ke www.happilyeverafterending.tumblr.com
Feel free to visit :)

Jumat, 25 November 2011

untold story

once upon a time,

..........Blank........


The End. Finish.

Sabtu, 25 Juni 2011

why do you want to live more than 1000 years Chairil Anwar?

Berada dalam penyesalan dan ketidaktahuan atas kebenaran pilihan yang telah kita ambil itu SA-NGAT ME-NYE-BAL-KAN. Bagaimana cara kita mengetahui kebenaran, jika standart dari benar itu sendiri abstrak. Lets we see Kamus Besar Bahasa Indonesia, kebenaran : keadaan (hal dsb) yg cocok dng keadaan (hal) yg sesungguhnya. Tell me, bagaimana cara kita mengaplikasikan keadaan yang cocok dengan keadaan yang sesungguhnya. How can we define “keadaan yang cocok“?.

Bukan itu saja yang menyebalkan, namun setelah ditelaah kembali faktor “umur“ yang berbanding lurus dengan “tanggung jawab“ jika salah menimbulkan “penyesalan“ dan jika benar menghasilkan “pensyukuran“(penambahan imbauan berdasarkan feeling) juga memberikan dampak yang sama. Rumusan ini jelas menjadi faktor utama dalam diri kita untuk begitu jauh memikirkan pilihan kita, baik jauh ke belakang maupun jauh ke depan. Hal ini dapat dipastikan tidak terjadi ketika kita masih berumur 15 tahun.

Mayoritas orang berkata hanya waktu yang dapat memberikan jawaban apakah itu salah atau benar, namun berada dalam kurun waktu tersebut ME-NYE-BAL-KAN.
Oke, bagaimana kalau rumusan diatas kita rubah tidak menghasilkan benar atau salah. Namun, hanya variabel yang berbeda, bisa jadi x ataupun y, jadi disini tidak diperlukan standart “benar” yang dapat menghasilkan “sesal” ataupun “syukur”. Tapi, membayangkan kemungkinan variabel x ketika sudah menjalani variabel y pun sangat ME-NYE-BAL-KAN.

Entah mengapa, kalimat ‘hidup itu sulit‘ semakin teraplikasi seiring bertambah/berkurang (pilih berdasarkan kepercayaan) “umur” yang sekali lagi berbanding lurus dengan “tanggung jawab”. Apalagi, ketika kita mencoba kemungkinan “kesalahan” menjadi “kebenaran” ataupun sebaliknya.

So, why do you want to live more than 1000 years Chairil Anwar? Is it not hard for you?

Aku ini juga memang binatang jalang dari kumpulannya terbuang, biar peluru menembus kulitku aku tetap meradang menerjang, luka dan bisa kubawa berlari, berlari, hingga pedih peri, tapi aku tak mau hidup seribu tahun lagi, aku hanya mau hidup untuk 63 tahun tanpa penyesalan. Aku rasa itu cukup dan itu doaku.


My favorite pray for GOD
“Seandainya aku dapat bersabar menahan panas api-Mu mana mungkin aku dapat bersabar tidak melihat kemuliaan-Mu? mana mungkin aku tinggal di neraka padahal harapanku hanyalah maaf-MU” (dikutip dari doa kumail)

Senin, 23 Mei 2011

Random notes!

nb :
sering kali merasa foto apa arti hidup ini agak ke "alay-alyan", sering ada keinginan untuk mengganti tapi belum terinsipari mensubstitusinya dengan apa. Jadi, biarkan saya menggantinya jika memang nanti dibutuhkan

Random!

oke, setelah sekian lama, akhirnya blog ini tertengok juga.

Las update : senin, 03 mei 2010

wow, it means sudah satu tahun terbengkalai dengan posting blog terakhir yang random dan grammar, tidak lupa. random. Somehow, terbengkalai pun sepertinya bukan kata yang tepat untuk menggambarkan kasus ini. kenapa? terbengkalai dalam kamus besar bahasa indonesia berarti terhenti sebelum selesai dikerjakan, jelas definisi ini tidak menggambarkan dan memenuhi unsur dari kenyataan yang ada, karena blog bukan sesuatu yang dikerjakan untuk diselesaikan. Jadi, mari kita menggunakan kata telantar saja yang berarti tidak terawat. Oke, ternyata saya akan memulai blog pertama pada awal tahun ini dengan tulisan random.

Random. random. random. Bukan tanpa alasan, saya menelantarkan blog ini, hanya saja jika di flash back jiwa menulis tak lagi setia menemani jiwa-jiwa lainnya. Entah hilang ataupun bosan menuliskan rangkaian kata yang tak bermanfaat. tapi, malam ini, mungkin dia sudah lelah berkelana. So, welcome home jiwa menulis!

Let's start it with my favorite question,
what is life for you?

Senin, 03 Mei 2010

should I?

you said, "Think it!plan it! before do anything."

but had we planned or thought what we had done?hadn't we?

and now, you ask me to think, should I?

Kamis, 12 November 2009

untitled

Kusentuh dengan lembut pipinya yang tak lagi merona merah seperti biasanya. Dingin, tak lagi hangat dan tak lagi membuatku ingin berputar arah untuk menyentuhnya kembali. Sudah sifatku, tak bisa berhembus dalam kehampaan. Aku ada, karena getaran dan tekanan. Aku berhembus seiring dengan gelombang dan getaran yang mengalir. Aku adalah bentuk Cinta Tuhanku, dan disitu pula aku ada. Kehampaan, hanya membuatku mati. Jadi, Jangan paksa aku untuk berhembus di ruang hampa karena aku adalah angin. Angin, sebutan yang manusia berikan padaku. Berhembus bebas tanpa henti,tanpa arah, dan tanpa tujuan.

Kehampaan perempuan itu, tidak menimbulkan getaran-getaran yang membuatku ingin berhembus seperti dulu. Getaran-getaran yang mengalir kuat dan bergerak cepat membentuk alur-alur beraturan seperti elektron-elektron yang mengitari inti atom. Saat itu, aku suka getarannya yang bergejolak. Membuatku begitu hidup dan berhembus begitu halus, untuk menyentuh dan meresapi setiap getaran yang kurasakan. Gejolak ini sama seperti ketika aku tertabrak dua tekanan yang berbeda dan menarik seluruh molekul-molekulku untuk membuat badai topan. Aku iri akan kemampuan manusia merasakan cinta. Aku sendiri pun memang bentuk cinta Tuhan, tapi aku tidak mempunyai kemampuan untuk merasakannya, getarannya yang hanya bisa kuresapi.

Kuingat, saat itu, Pipinya merona merah dan hangat ketika sang pria mencoba menyentuh halus tangannya. Aku tahu,dia juga merasakan getaran yang kurasakan. Membuatnya seperti bangun dari kematian. Aku tahu pipinya semakin merona ketika si pria berkata, “Aku sayang kamu. Mau pacran sama aku gak?klo gk, aku sm org lain aj.”. aku Bisa mersakannya, aku tahu perempuan itu tak peduli lagi waktu terlalu cepat, tak peduli dengan segala ketakutan akan komitmen, ia sudah lelah berjalan di sisi jalan yang aman, sudah saatnya menantang badai. Ya, bisa kurasakan. Ayo, tantang saja badai itu, sudah saatnya. Biarkan dirimu terhipnotis getaran-getaran yang memabukkan. Biarkan dirimu berhenti menjadi seperti diriku yang berhembus bebas tanpa henti.

Namun, saat ini, perempuan itu hanya duduk terdiam, memandang kosong sosok laki-laki itu dari kejauhan. mengapa sekarang kau biarkan dirimu dikuasai keangkuhan manusia? Sudah kubisikkan padamu, kau bukan angin. Jangan biarkan dirimu terus berhembus tanpa hati dan membiarkan keangkuhan menggerogoti cintamu. Jangan munafikkan dirimu tentang kesepianmu. Berhembus tanpa henti tidak akan menghilangkan kesepianmu. Mengapa ketakutanmu terlalu menghambatmu?

Yah, tapi aku tahu kamu tidak akan bisa mendengarku. Mungkin, sudah wktunya bagiku untuk berhembus kembali. Semoga saja aku bisa kembali bertemu dengan mereka sebagai Inti atom yang terdiri dari proton dan elektron yang saling melengkapi, memancarkan getaran-getaran dahsyat, membentuk selaput pelindung yang memabukkan. Semoga saja..

Tapi tunggu, aku merasakan perempuan itu berbisik...

“Angin, sampaikan padanya, aku merindukannya, terlalu banyak rasa yang tak bisa diungkap oleh kata, p.s. I Love U.”

God!betapa indahnya cinta. Untuk sekali ini saja, berikan aku kemampuan berbicara agar aku bisa menyampaikanya pada laki-laki itu. Sekali ini saja.

Dituliskan untuk kata-kata yang belum terucap.