Sabtu, 25 Juni 2011

why do you want to live more than 1000 years Chairil Anwar?

Berada dalam penyesalan dan ketidaktahuan atas kebenaran pilihan yang telah kita ambil itu SA-NGAT ME-NYE-BAL-KAN. Bagaimana cara kita mengetahui kebenaran, jika standart dari benar itu sendiri abstrak. Lets we see Kamus Besar Bahasa Indonesia, kebenaran : keadaan (hal dsb) yg cocok dng keadaan (hal) yg sesungguhnya. Tell me, bagaimana cara kita mengaplikasikan keadaan yang cocok dengan keadaan yang sesungguhnya. How can we define “keadaan yang cocok“?.

Bukan itu saja yang menyebalkan, namun setelah ditelaah kembali faktor “umur“ yang berbanding lurus dengan “tanggung jawab“ jika salah menimbulkan “penyesalan“ dan jika benar menghasilkan “pensyukuran“(penambahan imbauan berdasarkan feeling) juga memberikan dampak yang sama. Rumusan ini jelas menjadi faktor utama dalam diri kita untuk begitu jauh memikirkan pilihan kita, baik jauh ke belakang maupun jauh ke depan. Hal ini dapat dipastikan tidak terjadi ketika kita masih berumur 15 tahun.

Mayoritas orang berkata hanya waktu yang dapat memberikan jawaban apakah itu salah atau benar, namun berada dalam kurun waktu tersebut ME-NYE-BAL-KAN.
Oke, bagaimana kalau rumusan diatas kita rubah tidak menghasilkan benar atau salah. Namun, hanya variabel yang berbeda, bisa jadi x ataupun y, jadi disini tidak diperlukan standart “benar” yang dapat menghasilkan “sesal” ataupun “syukur”. Tapi, membayangkan kemungkinan variabel x ketika sudah menjalani variabel y pun sangat ME-NYE-BAL-KAN.

Entah mengapa, kalimat ‘hidup itu sulit‘ semakin teraplikasi seiring bertambah/berkurang (pilih berdasarkan kepercayaan) “umur” yang sekali lagi berbanding lurus dengan “tanggung jawab”. Apalagi, ketika kita mencoba kemungkinan “kesalahan” menjadi “kebenaran” ataupun sebaliknya.

So, why do you want to live more than 1000 years Chairil Anwar? Is it not hard for you?

Aku ini juga memang binatang jalang dari kumpulannya terbuang, biar peluru menembus kulitku aku tetap meradang menerjang, luka dan bisa kubawa berlari, berlari, hingga pedih peri, tapi aku tak mau hidup seribu tahun lagi, aku hanya mau hidup untuk 63 tahun tanpa penyesalan. Aku rasa itu cukup dan itu doaku.


My favorite pray for GOD
“Seandainya aku dapat bersabar menahan panas api-Mu mana mungkin aku dapat bersabar tidak melihat kemuliaan-Mu? mana mungkin aku tinggal di neraka padahal harapanku hanyalah maaf-MU” (dikutip dari doa kumail)